Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
Abd. Nashir Fattah atau yang biasa kita panggil dengan nama Kyai Nashir, merupakan putra keenam dari delapan bersaudara pasangan KH. Abd. Fattah Hasyim dan Ibu Nyai Musyarrofah. Lahir pada tanggal 24 Juli 1956, masa kecil beliau dihabiskan dengan sekolah dan mengaji di bumi Bahrul ‘Ulum dalam didikan kedua orang tua beliau yang menurut pengakuan beliau sendiri merupakan tipikal orang tua yang “sayang tapi keras, keras tapi sayang juga tegas”.
Beliau memiliki 7 saudara dan saudari yaitu; Hj. Nafisah Sahal, Churiyah (alm.), Mutmainnah Sulthon (alm.), KH. Agus Chubbi Syauqi (alm.), Hj. Lilik Muhibah Masduqi, beliau sendiri, KH. A. Taufiqurrohman (alm.), Dra. Nyai Hj. Syafiyyah Fattah.
1.2 Riwayat Keluarga
Pada tahun 1985, beliau menikah dengan salah seorang santri lulusan Kajen bernama Ummu Salamah Husein. Untuk menghidupi keluarga, setelah melangsungkan pernikahan pada tahun 1985, diboyonglah Salamah muda ke Tambakberas untuk membangun rumah tangga di sana. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangga beliau, Nashir muda blusukan berdagang kain di pasar. Hal ini beliau lakukan selama kurang lebih 15 tahun. Dari pernikahan beliau dengan Bu Nyai Salamah Husein, Kyai Nashir dianugerahi 4 putra dan 2 putri yaitu:
- M. Abdullah Rif’an, Lc.
- Lum’atul Choirot
- M. Abdullah Nadjib (alm.)
- M. Abd. Fattah
- Arina Nur Fatimah
- M. Ismail
1.3 Wafat
KH. Abdul Nashir wafat Fattah pada 28 Agustus 2022 pukul 06:20 WIB di Rumah Sakit Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur. Beliau dimakamkan di pemakaman keluarga KH Abdul Fattah Tambakberas, Jombang.
2 Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
Perjalanan menuntut ilmu beliau diawali dari Ayahanda beliau sendiri, beliau mendapatkan pelajaran dasar-dasar agama dari Kyai Fattah. Disamping mendapatkan pendidikan dari Ayahandanya sendiri, KH. Abdul Nashir Fattah juga mendapatkan pendidikan dasar – dasar agama di Madrasah Ibtidaiyyah Bahrul ‘Ulum Tambakberas.
Ketika masuk kelas 6 MI, beliau pindah sekolah sekaligus mondok di Pondok PMH Putra Kajen yang saat itu diasuh oleh Kyai Sahal Mahfudz. Kyai Nashir menggambarkan, bahwa Kyai Sahal Mahfudz merupakan Syaikhul Tahrir beliau. Selain Fathul Qarib, kitab yang pernah beliau kaji di Kajen antara lain: Jurumiyyah, Asmawi, Jam’ul Jawami’, dan Jawahirul Bukhari. Selain Kyai Sahal Mahfudz beliau juga sempat menimba ilmu di Kajen ke Kyai Muhammadun Bin Abdul Hadi, Kyai Ma’mur Muzayyin, Kyai Rifa’i Nasuhah, Kyai Muzayyin Haramain, Kyai Nafi’ Bin Abdullah dan masih banyak lagi.
Selain mondok beliau juga sekolah formal di Madrasah Matholi’ul Falah. Terhitung beliau mondok selama 6 tahun mulai dari tahun 1972 sampai tahun 1978. Lulus dari Kajen, beliau sempat kembali ke Tambakberas dan mengajar di MI BU selama setengah tahun sebelum melanjutkan kembali perjalanan intelektual beliau ke Pondok Al-Anwar Sarang asuhan Kyai Maimun Zubair . Disamping itu beliau juga ngaji ke Kyai Humaidi Naru’an selama kurang lebih 2 tahun (1980-1982) dan dalam waktu setahun dengan cara muthola’ah terus-menerus, beliau sudah bisa membaca Kitab Fathul Mu’in.
Setelah menimba ilmu selama 2 tahun di Sarang, beliau mendapat kesempatan untuk melanjutkan belajar di Mekkah selama 3 tahun mulai dari tahun 1982 sampai 1985. Nama guru-guru beliau ketika di Makkah di antaranya adalah Syaikh Ismail Yamani, Syaikh Ismail, Husman Zain, Syaikh Abdullah al-Asji (pengarang Kitab Ihdoul Qowaid), Syaikh Muhammad Alawi, Syaikh Makki alPakistani, Syaikh Ahmad Al-Barzi dan Syaikh Yasin al-Fadani.
2.2 Guru-Guru Beliau
- Kyai Fattah
- Kyai Sahal Mahfudz
- Kyai Muhammadun Bin Abdul Hadi
- Kyai Ma’mur Muzayyin
- Kyai Rifa’i Nasuhah
- Kyai Muzayyin Haramain
- Kyai Nafi’ Bin Abdullah
- Kyai Maimun Zubair
- Kyai Humaidi Naru’an
- Syaikh Ismail Yamani
- Syaikh Ismail
- Husman Zain
- Syaikh Abdullah al-Asji (pengarang Kitab Ihdoul Qowaid)
- Syaikh Muhammad Alawi
- Syaikh Makki alPakistani
- Syaikh Ahmad Al-Barzi
- Syaikh Yasin al-Fadani.
2.3 Mengasuh Pesantren
Pada umur 21 tahun, tepatnya pada tahun 1985 beliau menginjakkan kembali kaki di bumi Tambakberas setelah mengarungi perjalanan pendidikan selama 12 tahun dan langsung mengajar di MI Tambakberas 1985-1986. Beliau juga mengajar di MI Tambakberas selama satu tahun sebelum pindah mengajar ke MMA tahun 1986 hingga sekarang. Di MMA, beliau pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah dari tahun 1992 sampai 2010, dan pada tahun 2011 beliau diangkat menjadi Kepala Sekolah menggantikan KH. M. Sulthon Abdul Hadi sampai sekarang.
3 Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
Anak-anak beliau yang menjadi penerus beliau adalah:
- M. Abdullah Rif’an, Lc.
- Lum’atul Choirot
- M. Abdullah Nadjib (alm.)
- M. Abd. Fattah
- Arina Nur Fatimah
- M. Ismail
3.2 Murid-murid Beliau
Murid-murid beliau adalah para santri pesantren Bahrul Ulum Putera Tambakberas Jombang.
4 Organisasi, dan Karier
4.1 Riwayat Organisasi
- Menjabat sebagai Pengurus Ranting NU Jombang pada tahun 1987/1988
- Sekretaris NU Jombang tahun 1987 pada masa kepemimpinan Kyai Nadjib yang hanya bisa beliau jalankan selama 5 bulan karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan
- Menjadi Ra’is ‘Am NU Jombang tahun 1997 sampai sekarang.
4.2 Karier Beliau
Menjadi pengasuh pesantren Bahrul Ulum Putera
Sumber : https://www.laduni.id/post/read/73858/biografi-kh-abdul-nashir-fattah.html
0 Komentar